Janganbercanda dalam perkara-perkara yang serius. Ada beberapa kondisi yang tidak sepatutnya bagi kita untuk bercanda. Misalnya dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim, ketika memberikan persaksian, dan lain sebagainya. 5. Hindari perkara-perkara yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta'ala saat bercanda. Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa Line authority adalah bentuk yang paling sederhana yang biasa digunakan oleh organisasi kecil . Ketakutan yang terjadi apabila seseorang berada dalam keadaan yang gelap akan membuat seseorang memikirkan sesuatu yang ia takuti. 4.Kesakitan. Sudah10 bulan sejak penyerangan air keras, Novel Baswedan akhirnya pulang ke kediamnya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Fast Money. Kamu sering merasa takut, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya biasa-biasa saja? Coba terapkan cara menghilangkan rasa takut yang dijelaskan di artikel ini yuk, supaya rasa takut yang kamu alami tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Merasakan takut sebenarnya adalah hal yang normal. Secara alami, rasa takut bisa membantumu mengenali situasi yang berbahaya, sehingga kamu mampu membuat pilihan yang bisa membuat dirimu aman. Namun, adakalanya rasa takut timbul pada momen atau keadaan yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti takut membawa anak vaksinasi, takut berbicara, atau takut ke dokter gigi. Ketakutan-ketakutan seperti ini berpotensi menghambat aktivitas dan potensi diri, bahkan membahayakan kesehatan, sehingga perlu diatasi dengan cara yang efektif. Cara Menghilangkan Rasa Takut yang Efektif Saat rasa takut datang, mulai sekarang kamu bisa coba lakukan beberapa cara menghilangkan rasa takut berikut ini 1. Tenangkan diri Timbulnya rasa takut tak jarang disertai dengan serangkaian gejala fisik, seperti dada berdebar, telapak tangan berkeringat, atau pusing. Jika seperti ini, kamu pasti akan kesulitan untuk berpikir jernih. Oleh karena itu, saat rasa takut muncul, coba tarik napas dan embuskan perlahan untuk membantumu lebih tenang, kemudian cobalah alihkan perhatian, misalnya dengan minum secangkir teh, air hangat, memikirkan hal-hal yang menyenangkan, atau ajak ngobrol orang yang ada di dekatmu. Jika rasa takutmu kurang beralasan, yakinkan diri bahwa kamu bisa mengatasinya. Namun, jika rasa takut dipicu oleh sesuatu yang beralasan, misalnya ada orang yang sedang menguntitmu, setelah lebih tenang, pergilah ke tempat yang lebih ramai atau minta bantuan pihak berwajib, ya. 2. Evaluasi rasa takut dengan pengetahuan Terkadang, rasa takut muncul saat kamu kebanjiran informasi yang belum diketahui kebenarannya. Misalnya, banyaknya pemberitaan tentang vaksinasi atau imunisasi yang katanya bisa menyababkan kejang membuatmu jadi takut membawa Si Kecil untuk menjalani imunisasi. Padahal, jika kamu lebih bijak dalam memilah-milih informasi, kamu bisa mengetahui bahwa pemberitaan tentang vaksinasi tersebut tidak benar. Bahkan, risiko terinfeksi penyakit tertentu justru lebih besar jika anak tidak divaksinasi. Nah, kalau sudah mengetahui fakta tersebut, rasa takut untuk membawa Si Kecil menjalani vaksinasi pasti akan berkurang. 3. Hadapi rasa takut Terus-menerus menghindari hal yang kamu takuti, apalagi jika hal itu sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakuti, hanya akan membuatnya terasa semakin menakutkan. Oleh karena itu, belajarlah untuk menghadapi ketakutanmu, supaya lama-kelamaan rasa takut tersebut akan memudar. Sebagai contoh, kalau kamu takut naik eskalator di pusat perbelanjaan, cobalah belajar untuk membiasakan dirimu untuk melakukannya. Kamu bisa melakukannya perlahan, misalnya dengan meminta didampingi oleh orang terdekat terlebih dahulu dan yakinkan dirimu bahwa tidak berbahaya untuk naik eskalator. Jika sudah terbiasa dan merasa lebih aman, belajarlah untuk naik eskalator sendiri. Dengan begitu, kamu akan terbiasa naik eskalator dan rasa takutnya akan hilang. 4. Temukan humor dalam rasa takut Mampu melihat sisi humor dalam ketakutan yang kamu alami juga bisa membantu meringankannya. Kamu bisa coba membuat lelucon terhadap situasi yang membuat kamu takut atau bisa juga dengan menertawakan dirimu sendiri. Hal-hal tersebut dapat mengubah suasana dan emosi yang mengelilingi rasa takutmu, sehingga kemudian membuatnya tidak terasa terlalu mengintimidasi. 5. Cari bantuan profesional Kalau cara-cara di atas tidak ampuh untuk menghilangkan rasa takutmu, mungkin ini sudah saatnya kamu mencari bantuan tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Rasa takut yang berlebihan, terlebih pada satu hal atau kondisi yang spesifik bisa menjadi tanda kamu mengalami fobia. Psikolog atau psikiater bisa membantu kamu mempelajari dan mengatasi rasa takut dengan cara yang sehat, biasanya dengan melakukan terapi. Jika diperlukan, psikiater mungkin juga akan melengkapi sesi terapimu dengan pemberian obat-obatan. Di sesi konsultasi tersebut, jangan malu untuk menceritakan seluruh hal yang berkaitan dengan ketakutanmu ya, misalnya apa saja yang kamu rasakan jika berhadapan dengan hal yang membuatmu takut dan dampak apa yang ditimbulkan oleh rasa takut tersebut bagi kehidupanmu. Salah satu perbedaan rasa takut dan fobia adalah gejala yang muncul ketika berhadapan dengan objek yang ditakuti. Tak hanya memengaruhi kondisi psikis seseorang, fobia juga dapat memberikan dampak pada fisik. Ketika merasa gugup dan takut, terkadang orang-orang mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar-debar atau keringat dingin. Namun, gejala-gejala tersebut akan terasa lebih parah pada orang-orang yang memiliki fobia. Fobia dapat membuat pengidapnya mengalami sesak napas, sensasi nyeri di dada, pusing, dan mual saat menghadapi sesuatu yang ditakuti. Tak sedikit dari mereka yang sampai pingsan. 2. Perbedaan respons terhadap objek yang ditakuti Respons yang muncul ketika Anda dekat dengan objek yang ditakuti juga akan berbeda dengan fobia. Ketika dihadapkan pada objek yang membuat takut, kondisi psikis Anda tidak akan terlalu terpengaruh. Berhadapan dengan objek atau situasi yang menakutkan akan tetap membuat Anda merasa tak nyaman. Namun, Anda masih bisa mengatasi rasa takut tersebut. Sebagai contoh, bila Anda takut naik pesawat, Anda akan menenangkan diri dengan membaca buku di pesawat atau berdoa sebelum terbang. Sementara itu, bila Anda memiliki fobia, respons Anda tentunya akan lebih ekstrem. Anda akan berkeringat, gemetar, menangis, atau gejala lainnya yang semakin memburuk ketika penerbangan mengalami turbulensi. Anda bisa jadi tidak mau naik pesawat sama sekali. Nantinya, Anda akan berusaha untuk menghindari bepergian dengan pesawat, bahkan membatalkan liburan atau perjalanan bisnis bila tidak ada transportasi alternatif. Anda juga bisa merasa cemas walau hanya pergi ke bandara. 3. Fobia dapat muncul tanpa pemicu Perbedaan lain yang cukup mencolok antara fobia dan rasa takut adalah bagaimana kondisi keduanya muncul. Normalnya, perasaan takut baru muncul ketika Anda berhadapan dengan objek atau situasi yang Anda takuti. Di sisi lain, orang-orang yang fobia dapat merasa cemas berlebihan tanpa harus berhadapan dengan objek yang ditakuti. Bahkan, dengan memikirkannya saja, seseorang dengan fobia dapat bereaksi atau mengalami gejala-gejala yang biasa terjadi ketika mereka ketakutan. Bagaimana cara mengatasi fobia? Setelah mengetahui perbedaan rasa takut dan fobia, Anda tentu juga perlu mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Ya, rasa takut berlebihan atau fobia dapat diatasi dengan menjalani cognitive behavioral therapy CBT. Terapi ini dilakukan untuk mengidentifikasi, memahami, hingga mengubah pola pikir dan perilaku penderita fobia. Cognitive Behavioral Therapy CBT biasanya digabungkan dengan metode yang dapat membuat penderita fobia menghadapi ketakutannya tersebut. Terapi ini bertujuan agar si penderita memahami sejauh mana mereka dapat menghadapi ketakutan mereka. Cara ini juga bisa menjadi petunjuk bahwa objek tersebut tidak semenyeramkan yang mereka pikirkan. Walaupun hasilnya tidak instan, orang yang menderita fobia dan menjalani CBT akan mendapatkan manfaatnya bila mereka konsisten dan disiplin saat menjalani terapi. Halodoc, Jakarta - Tidak jarang orang menyamakan ketakutan yang selalu dirasakannya dengan fobia. Padahal, sebenarnya dua hal ini tidak sama. Sederhananya, fobia mengacu pada ketakutan berlebihan yang dirasakan terhadap suatu hal dan sering kali dikaitkan dengan gangguan kecemasan. Sementara ketakutan biasa lebih menggambarkan rasa takut yang sesaat. Perbedaan paling mendasar dan paling mencolok yang bisa kamu amati antara ketakutan biasa dengan fobia adalah bagaimana seseorang menanggapi ketakutan tersebut dan bagaimana fobia atau ketakutan ini bisa muncul dari dalam diri. Jadi, kamu tidak bisa bilang bahwa takut melihat film horor sebagai fobia film horor. Sementara kamu mengalami fobia ketinggian sehingga sangat cemas ketika berada di gedung bertingkat tinggi. Bagaimana Seseorang Merespon Rasa Takut Kamu bisa melihat ketika seseorang dihadapkan pada sesuatu yang menjadi objek ketakutannya. Kalau orang tersebut mengalami fobia, respons yang diberikan bisa sangat berlebihan, bahkan menyebabkan pingsan. Ya, setiap manusia tentu memiliki rasa takut. Biasanya, hal tersebut terjadi karena adanya pengalaman negatif. Baca juga Takut atau Fobia? Kenali Gejala Fobia Ini Sayangnya, tidak semua orang mengalami ketakutan meski penyebabnya sama. Misalnya, kamu takut berenang karena pernah tenggelam, tetapi bisa saja orang lain tidak demikian. Contoh lainnya, kamu takut dengan laba-laba karena ada teman yang turut merasa takut. Selain pengalaman tidak menyenangkan yang dialami sendiri, ketakutan juga bisa terjadi karena melihat atau dekat dengan orang lain yang memiliki perasaan takut yang sama. Respons yang muncul ketika dihadapkan pada objek yang memancing rasa takut juga berbeda dengan fobia. Kalau kamu hanya merasa takut biasa, kondisi psikis tidak akan ikut terkena dampaknya. Biasanya, kamu bisa melalui ketakutan itu dengan mudah. Misalnya, kamu memiliki ketakutan dengan laba-laba. Kamu tetap bisa melalui hewan tersebut tanpa harus melihatnya. Baca juga Ketakutan yang Berlebihan, Ini Fakta di Balik Fobia Fobia Memengaruhi Kondisi Psikis dan Fisik Seseorang Berbeda dengan fobia, meski kata fobia juga berarti ketakutan terhadap sesuatu. Namun, ketakutan ini cenderung berlebihan dalam respons yang ditunjukkan. Ketika dihadapkan pada objek yang ditakuti, akan muncul gangguan kecemasan yang berlebihan. Tidak hanya berpengaruh ke psikis, fobia juga memengaruhi fisik seseorang yang mengalaminya. Contohnya, kamu memiliki ketakutan pada cicak. Kalau itu hanya berupa ketakutan biasa, kamu bisa menghindar dengan mudah tanpa harus menatapnya. Bahkan kamu masih bisa mengusirnya meski ada sedikit rasa takut yang hinggap pada diri. Namun, jika kamu fobia terhadap cicak, kamu akan menunjukkan respons yang berbeda. Kamu akan mengalami peningkatan pada detak jantung menjadi tidak beraturan, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari. Fobia tentu harus mendapatkan penanganan, karena respons yang ditunjukkan bisa membahayakan kondisi pengidap, apalagi jika ketakutannya dijadikan bahan iseng oleh orang lain dengan niat bercanda. Kalau kamu merasa memiliki fobia dan sudah terganggu dengan ketakutan berlebihan ini, saatnya kamu buat janji dengan dokter psikolog langganan di rumah sakit terdekat supaya bisa segera mendapatkan penanganan. Baca juga Ketahui Jenis Fobia, Penyebab Rasa Takut yang Berlebihan Biasanya, terapi CBT digunakan untuk mengatasi fobia untuk membantu mengidentifikasi, memahami, hingga mengubah cara berpikir serta perilaku pengidap. Kamu akan dihadapkan pada objek yang menjadi ketakutan terbesarmu supaya dokter bisa melihat sejauh mana kamu bisa berhadapan dan mengatasinya. Tentu saja hasilnya tidak instan, kamu membutuhkan waktu sekitar 12 hingga 16 minggu setelah terapi untuk bisa merasakan dampaknya. Referensi Verywell Mind. Diakses pada 2019. How to Tell the Difference between A Fear and A Phobia. Web MD. Diakses pada 2019. The Fear Factors Phobia. Online Grace Edu. Diakses pada 2019. Classifying Anxiety Understanding the Difference between Fear and Phobia.

sebutkan sesuatu yang biasa orang takuti